Bahasa dan Faedahnya
Kata bahasa dapat mengacu pada tiga macam konsep yang dalam bahasa Prancis disebut parale, langue dan langage. Selain itu, kata bahasa dapat mengacu pada tiga macam yaitu: idiolek, dialek dan bahasa, dan kata bahasa juga mengacu performance dan kompetensi (Sudaryanto, 1995: 30).
Jika orang berlandaskan pada dikatomi Individu masyarakat (individu siapa pun memiliki bahasa dan masyarakat manapun memiliki bahasa), orang itu memunculkan konsep yang dinyatakan pada parole, langue dan langage. Parole adalah penggunaan bahasa secara individu, langue adalah bahasa masyarakat tertentu dan langage adalah bahasa manusia pada umunya.
Adapun jika orang berlandaskan pada dikatomi pembica - pendengar (pembicara mengungkapkan pesan dengan bahasa dan pendengar dapat atau tidak dapat memahami pesan), orang itu memunculkan konsep yang dinyatakan dengan kata idiolek, dialek, dan bahasa. Idiolek adalah kebiasaan kebiasaan berbicara seorang sehingga dapat di kenali siapa dia. Dialek adalah bahasa yang di dalamnya pendengar dapat memahami penuh apa yang di tuturkan pembicara sehingga dapat berperan timbal balik bergantian dengan cara sesekali pendengar menjadi pembicara dan pembicara jadi pendengar. Bahasa adalah tingkat atas atau superstratum dari dialek-dialek.
Akirnya, jika orang berlandasan pada dikatomi makhluk manusia bukan makhluk manusia, orang itu memunculkan konsep performansi kompetensi. Performansi adalah kemamuan berbahasa sesorang yang dinyatakan dalam bentuk ujaran dan bahasa tulis. Selanjutnya, kompetensi adalah kemampuan berbahasa yang dimiliki oleh seseorang.
Setiap manusia umunya hidup dalam ikatan suatu masyarakat. Dengan sesamanya sesorang itu senaniasa bergaul, berhubungan, dan bekerjasama untuk kepentingan bersama pula. Untuk melaksanakan segala kegiata sosial, setiap orang sangat membutuhkan pemakaian suatu bahasa. Tanpa bahasa masyarakat manusia tak dapat berpikir dan bekerja untuk kepentingan hidupnya. Bahasa itu merupakan alat / syarat berhubungan antar manusia dengan manusia baik baik lahir maupun batin dalam pergaulan setiap hari. Dengan bahasa itu pulalah mereka bersama-sama mengenakan serta membina masyarakat.
Segala gerak-gerik suatu masyarakat (anggota masyarakat) mewujudkan kebudayaan bangsa itu, baik kebudayaan rohani maupun jasmani. Unsur kebudayaan yang disebut cultural universal ( sistem pencaharian / ekonomi, tata kemasyarakatan, alat-alat perlengkapan hidup, bahasa, ilmu pengetahuan, kepercayaan dan kesenian) di antaranya mengandung bahasa. Dengan demikian bahasa itu merupakan hasil kebudayaan masyarakat manusia.
Kalau kita perhatikan, semua gerak-gerik masyarakat itu mewujudkan kebudayaan itu, sedangkan bahasa memegang peranan penting dalam segala kegiatan masyarakat maka berarti bahwa semua cabang cultural universal suatu kebudayaan bangsa sampai ke item-itemnya akan selalu tercermin pada bahasa itu.
Karena kebudayaan itu merupakan isi atau jiwa suatu masyarakat itu merupakan pendukung serta pembina kebudayaan itu, maka keduanya pada hekekatnya tak dapat di pisah-pisahkan. Dengan demikian, setiap masyarakat itu terwujud dari kegiatan itu pula.
Hubungan bahwa masyarakat manusia itu dibentuk oleh proses-proses pergaulan, sedangkan pergaulan itu selalu atau mutlak memerlukan bahasa, dapat pula dianggap sebagai alasan bahwa masyarakat setiap bangsa terjadi karena aktivitas bahasanya.
Karena itu sebagai hasil dari kebudayaan (diciptakan oleh manusia) dan sebagai alat kebudayaan juga di pergunakan masyarakat manusia untuk menyampaikan maksud satu dengan yang lain dalam pergaulan setiap hari, maka bahasa itu berarti mempunyai dua fungsi yaitu:
- Alat kebudayaan
- Alat komunikasi