--> Skip to main content

Menikah Itu Ibadah

Dari sudut pandang Islam, pernikahan merupakan suatu ibadah. Kerana pernikahan merupakan ibadah yang disyariatkan oleh Islam, maka pernikahan harus dilaksanakan dengan sempurna dan mengikuti peraturan-peraturan yang telah ditetapkan.


Pelaksanaan yang dilakukan secara baik adalah satu tuntutan agama. Oleh karena itu, ulama telah menulis dan menjelaskan dengan panjang lebar dalam buku-buku, kitab maupun ceramah mereka.

Pernikahan adalah ibadah suci yang termaktub dalam Al-Quran dan hadis-hadis Nabi. Dalam pernikahan itu sendiri mengandungi banyak hikmah dan keistimewaan. Maka barang siapa yang mampu melaksanakannya dengan sempurna, maka ia dan pasangannya akan mendapat pahala.
Dalam surah Ar-Rum ayat 21, Allah SWT berfirman :

وَمِنْ آيَاتِهِ أَنْ خَلَقَ لَكُمْ مِنْ أَنْفُسِكُمْ أَزْوَاجًا لِتَسْكُنُوا إِلَيْهَا وَجَعَلَ بَيْنَكُمْ مَوَدَّةً وَرَحْمَةً ۚ إِنَّ فِي ذَٰلِكَ لَآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ

Artinya: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir".

Maka jelas sekali bahwa tujuan pernikahan itu bukan untuk semata-mata atau sekadar melepaskan hawa nafsu, tetapi ialah untuk melahirkan pertalian kasih sayang bagi kedua pasangan. Kasih sayang di sini ialah kasih sayang yang sejati dan abadi, dari usia muda sampai ke usia tuanya.

Dari sudut syara’, hukum pernikahan itu terbagi menjadi empat kategori: wajib, sunat, haram dan mubah. Setiap kategori ada sebab-sebab dan asas-asasnya tersendiri. Pernikahan menajadi wajib, jika sesaorang itu sudah mampu (Jiwa, material dan spiritual), dan takut terjerumus kelembah perzinaan jika ia tidak menikah. Huku pernikahan menjadi sunat, jika seseorang itu mampu dan dalam waktu yang sama ia mempu menahan diri dari melakukan perzinaan, maka ketika itu baginya adalah lebih baik menikah dari pada membujang. Hukum pernikahan menjadi haram jika tujuan perniahan itu semata-mata untuk balas dendam atau untuk menyakiti orang lain. dan ia menjadi mubah, kalau sesaorang itu tidak berhalangan untuk berkahwin sedangkan hawa nasfunya tidak kritikal untuk melakukan sesuatu yang dilarang oleh agama.

Kalau kedua-dua pasangan suami-isteri itu dapat memahami konsep ibadah dalam pernikahan, maka sudah tentu masalah rumahtangga akan bisa teratasi dengan baik. Kerana setiap pasangan itu sentiasa berusaha memenuhi kehendak-kehendak dan tuntutan-tuntutan ibadah. Di antara tuntutan ibadah dalam perkahwinan ialah kesetiaan, iltizam, tanggungjawab, kasih sayang, hormat menghormati, amanah, jujur, ikhlas dan sebagainya.

Dalam sebuah hadith, Rasulallah pernah bersabda:

“Bahwa dua rekaat solat orang yang beristeri adalah lebih baik daripada tujuh puluh rekaat solat orang bujang”.

Dengan kata lain, Ibadah orang yang sudah memiliki istri itu akan mendapat ganjaran atau pahala yang berlipat ganda jika dibanding dengan ibadah orang yang masih bujang. Hikmahnya jelas sekali, ketika melakukan ibadah seorang yang sudah sudah beristeri adalah lebih mantap dan tenang serta lebih khusuk. Atas dasar inilah maka ibadah orang yang sudah beristeri itu lebih baik dan lebih banyak pahalanya.

Dalam sebuah hadith lain Baginda Rasulallah bersabda :

Apabila seorang wanita mau menunaikan shalat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadhan, menjaga kemaluannya, dan taat terhadap suaminya, maka akan dikatakan kepadanya (di akhirat), ‘Masuklah ke Surga dari pintu mana saja yang engkau kehendaki.”

Dalam surah An-Nur ayat 26, Allah SWT berfirman yang bermaksud:

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

Artinya: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezeki yang mulia (surga)".

Ringkasnya, kalau masing-masing pasangan itu bisa memahami dan mengamalkan konsep ibadah dalam pernikahan, maka kebahagiaan dan ketenteraman hidup itu akan bisa dicapai. Kerana konsep ibadah itu ialah konsep hidup bersih. Bersih lahir dan bersih batin. Tidak ada ibadah yang berasaskan kekotoran hati atau hasad. Inilah keindahan Islam bagi kehidupan manusia berumah tangga, berkeluarga, dan bermasyarakat.
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar