Kriteria Wanita Shalihah Menurut Mbak Syahdu
Wanita sholihah adalah wanita yang menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Ia mampu memelihara rasa malu sehingga segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Wanita shalihah terlihat dari perbuatannya selalu berusaha sesuai dengan syariat Islam, yaitu sesuai Al Qur’an dan hadits nabi.
Al-Quran surat An-Nisa: 34, Allah SWT. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa’: 34)
Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah SWT. Matanya banyak membaca Al-Quran. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna serta bermutu tinggi.
Wanita shalihah bersikap qona'ah dengan mensyukuri nikmat Allah SWT (kalau bahasa jawanya 'Narimo Ing Pandum') serta tidak kufur nikmat. Jiwanya tenang sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekelilingnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang - orang disekelilingnya.
Suri tauladannya adalah para istri Rasulullah SAW. Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anaknya. Siti Khadijah adalah figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah SWT. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah SAW. Keshalihan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah SAW meskipun sudah meninggal.
Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita shalihah selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.
Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh RA berkata:
Al-Quran surat An-Nisa: 34, Allah SWT. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya dan menutup auratnya.
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ ۚ فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ ۚ وَاللَّاتِي تَخَافُونَ نُشُوزَهُنَّ فَعِظُوهُنَّ وَاهْجُرُوهُنَّ فِي الْمَضَاجِعِ وَاضْرِبُوهُنَّ ۖ فَإِنْ أَطَعْنَكُمْ فَلَا تَبْغُوا عَلَيْهِنَّ سَبِيلًا ۗ إِنَّ اللَّهَ كَانَ عَلِيًّا كَبِيرًا
Artinya: Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka. Sebab itu maka wanita yang saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). Wanita-wanita yang kamu khawatirkan nusyuznya, maka nasehatilah mereka dan pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka. Kemudian jika mereka mentaatimu, maka janganlah kamu mencari-cari jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi Maha Besar. (QS. An-Nisa’: 34)
Kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah). Wajahnya bercahaya terbasuh air wudhu. Bibirnya penuh dzikir kepada Allah SWT. Matanya banyak membaca Al-Quran. Bila berbicara selalu menjaga kata-katanya sehingga penuh makna, agar tidak termasuk perbuatan sia-sia. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna serta bermutu tinggi.
Wanita shalihah bersikap qona'ah dengan mensyukuri nikmat Allah SWT (kalau bahasa jawanya 'Narimo Ing Pandum') serta tidak kufur nikmat. Jiwanya tenang sehingga menyejukkan hati orang-orang di sekelilingnya dan berusaha tidak menyakitkan hati orang - orang disekelilingnya.
Suri tauladannya adalah para istri Rasulullah SAW. Seperti Aisyah yang terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anaknya. Siti Khadijah adalah figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah SWT. Beliau rela berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah SAW. Keshalihan Khadijah dikenang terus oleh suaminya, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah SAW meskipun sudah meninggal.
Dalam pergaulan dengan lawan jenis wanita shalihah selalu menjaga sikapnya dengan menutup aurat, tidak berkhalwat, berusaha agar tidak bercampur baur di setiap tempat, hanya berinteraksi dengan lawan jenis selama ada keperluan saja dan membatasi dalam hal ilmu dan dakwah.
Sebagai seorang istri ingat akan hadits dari Abu Huroiroh RA berkata:
“Nabi SAW ditanya, ‘Siapakah wanita yang paling baik?’ Beliau menjawab, ‘(Sebaik-baik wanita) adalah yang menyenangkan (suami)-nya jika ia melihatnya, manaati (suami)-nya jika ia memerintahnya, dan tidak menyelisihi (suami)-nya dalam hal yang dibenci suami pada dirinya dan harta suaminya’.Wanita shalihah akan selalu mengingat nasehat seorang ibu, seperti contoh nasihat Umamah binti Harits:
(HR. Ahmad, Al-Hakim, An-Nasai dalam As-Sunan Al-Kubro, dan Ath-Thobroni).
Umamah binti Harits kepada putrinya dimalam pernikahan sang putri tercinta untuk tunduk berkhidmat kepada suami disertai dengan qona’ah; memperhatikan ucapan suami disertai dengan to’ah (taat); menjaga mata dan hidung suami dari melihat sesuatu yang jelek dari istri dan jangan tercium olehnya kecuali sesuatu yang harum dan wangi; memperhatikan waktu makan dan tidurnya karena rasa lapar dapat menimbulkan emosi dan kurang tidur bisa mengundang amarah; mengaturlah harta suami dengan baik dan pergaulilah keluarganya sebaik mungkin; tidak melakukan maksiat dan menentangnya, tidak membeberkan rahasianya, tidak menampakkan kegembiraan jika suami sedang bersedih dan jangan pula menampakkan kesedihan bila suami sedang gembira.Wanita sholihah selalu berusaha menjauhi larangan-Nya, berusaha menghindari yang makruh dan sungguh-sungguh menjauhi yang haram. Namun bukan berarti ia tak pernah melakukan kesalahan dan luput dari perbuatan dosa, karena tidak ada di muka bumi ini orang yang tak penah berdosa sebagaimana yang disabdakan oleh Nabi SAW yang artinya :
“Setiap anak Adam pernah melakukan perbuatan dosa, dan sebaik-baiknya orang yang yang berbuat dosa adalah orang-orang yang bertaubat”.Sebagai manusia biasa, terkadang terjerumus pada perbuatan maksiat, akan tetapi ia akan cepat bertaubat dari kesalahannya dan bersegera menuju ampunan Allah SWT.