Lucu; Tuhan tak punya negara, jadi Tuhan tak punya hukum!
Kalau peraturan negara dilanggar, pelanggarnya dihukum. Kalau peraturan Tuhan dilanggar, secara resmi manusia dilarang menghukum pelanggarnya. Tuhan hidup abadi sendirian dan benar-benar sendirian, dalam arti umat manusia menganggap political will-Nya pun sangat berbahaya jika diterapkan dalam formalisme kehidupan manusia. Bahkan, kebanyakan pemimpin umat beragama yang menyembahNya amat sangat mengkhawatirkan kalau-kalau ada diantara manusia punya gagasan untuk menerapkan hukum Tuhan dalam konteks negara.
Tuhan bersemayam di luar negara. Hanya saja Ia adalah "Maha penyelundup" yang luar biasa. Ia Latif, Maha lembut. Frekuensi kehadirannya dalam kehidupan manusia sedemikian tak terasa oleh manusia itu sendiri.
Negara memiliki nilai dan hukum yang garis-garisnya sangat jelas, transparan dan melegalisasi dirinya sendiri sedemikian rupa. Nilai dan kekuasaan Allah hanya gamblang bagi yang memiliki mata pandang atasNya. Tapi yang pasti kuasaNya tak diperbolehkan memiliki legalitas apapun di dalam negara.
Simbol dan imaji kekuasaan negara sangat baku disakralkan dan dipertahankan dengan berbagai macam legitimasi dan tentunya, itu semua tidak boleh dilanggar oleh siapapun sementara lambang dan Citra Tuhan umpamanya yang muncul melalui tanda-tanda kesalehan, kealiman, kekhusyukan dan kejujuran tak ada legalitas formal pada manusia untuk sah mengurusi pelanggaran itu ( artinya bisa dilanggar oleh siapapun).
Secara de jure Tuhan berkuasa atas manusia dibandingkan ciptaan manusia sendiri, meski secara de facto Tuhan sangat berkuasa, sangat menentukan dan sangat berkehendak.
Begitulah dunia, dengan segudang pernak-pernik yang mewarnainya. Apakah Tuhan marah? Tidak, Tuhan tetap cool-cool saja, melihat tingkah laku manusia.