Unsur Pembangun Prosa Fiksi
Banyak pakar dan teori yang membahas unsur-unsur prosa fiksi. Berikut ini akan saya uraikan unsur-unsur yang membangun prosa fiksi, yaitu:
- Tema
Tema sering dimaknai sebagai inti cerita novel. Semua cerita yang dibangun berpusat dari satu tema. Definisi yang di sampaikan oleh Stanton (2007: 147) memaknai tema sebagai makna yang terkandung oleh cerita. Tema adalah masalah hakiki manusia, seperti cinta kasih, ketakutan, kebahagian, kesengsaraan, keterbatasan dan sebagainya (Waluyo, 2008: 142). Masalah hakiki manusia tersebut berasal dari rasa kejiwaan manusia secara pribadi maupun sebagai manifestasi interaksi dengan manusia lain. Oleh karena itu, gagasan utama dari sebuah novel biasanya berisi pandangan atau perasaan tertentu mengenai kehidupan. Tema dalam prosa senantiasa berkaitan dengan nilai-nilai kehidupan dan pola tingkah laku. Tema yang banyak di jumpai bersifat didaktis (pertentangan antara nilai buruk dan baik), misalnya dalam bentuk kebohongan melawan kejujuran, kezaliman melawan keadilan dan korupsi melawan kerja keras. - Alur atau plot
Alur atau plot adalah pengaturan urutan peristiwa pembentuk cerita yang menunjukkan adanya hubungan kausalitas. Plot memegang peranan penting dalam cerita. Fungsi plot memberikan penguatan dalam proses membangun cerita. Menurut Waluyo (2008: 146-147), plot memiliki fungsi untuk membaca ke arah pemahaman cerita secara rinci dan menyediakan tahapan-tahapan tertentu bagi pengarang untuk melanjutkan cerita berikutnya. Ada pula yang mengumpamakan alur sebagai sangkutan, tempat menyangkutkan bagian-bagian cerita, sehingga terbentuklah suatu bangun yang utuh.
Dalam fungsinya yang demikian dapat dibedakan peristiwa-peristiwa utama yang membentuk alur utama dan peristiwa-peristiwa pelengkap yang membentuk alur bawahan atau pengisi jarak antara dua peristiwa utama. - Tokoh dan penokohan
Tokoh dan penokohan adalah salah satu unsur penting dalam prosa. Istilah tokoh digunakan untuk menunjukan pada orangnya atau pelaku cerita. Istilah penokohan dipakai untuk melukiskan gambaran yang jelas tentang seseorang yang ditampilkan dalam sebuah cerita.
Wibowo (2003: 46-47) mengungkapakan bahwa novel-novel Indonesia adalah novel tokohan; segala persoalan berasal, berpijak, dan berujung pada sang tokoh. - Latar
Latar atau setting yang disebut juga sebgai landasan tumpu mengarah pada pergantian tempat, hubungan waktu, dan lingkungan sosial tempat terjadinya peristiwa-peristiwa yang di ceritakan. Kadang-kadang dalam sebuah cerita di temukan latar yang banyak mempengaruhi penokohan dan kadang membentuk tema. Pada banyak prosa, khususnya novel, latar yang ada di lingkungan tokoh memberi pengaruh terhadap perasaan tokoh cerita tersebut.
Latar memiliki fungsi yang penting karena kedudukan berpengaruh dalam cerita novel. - Sudut pandang
Abrams (dalam Nurgiyantoro, 2002: 248) mendefinisikan sudut pandang sebagai sarana untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah karya fiksi kepada pembaca. - Bahasa
Sebuah novel umumnya di kembangkan dalam dua bentuk penuturan, yaitu narasi dan dialog (Nurgiyantoro, 2002: 310). Kedua bentuk itu hadir secara bergantian sehingga cerita yang di tampilkan menjadi tidak bersifat monoton, terasa variatif, dan segar. Pengungkapan dengan gaya narasi memiliki pengertian semua penuturan yang bukan bentuk percakapan yang sering dapat menyampaikan sesuatu secara lebih singkat dan langsung. Artinya, pengarang mengisahkan cerita secara langsung atau pengungkapannya bersifat menceritakan.
Stanton mengemukakan gaya sebagai cara pengarang menggunakan bahasa (2007: 61). Meskipun ada dua pengarang yang menggunakan unsur fakta cerita (seperti, plot, tokoh, dan latar) yang sama, hasil ceritanya akan berbeda karena unsur bahasa yang di gunakan masing-masing pengarang.