Mantra
Mantra dapat ditemukan diseluruh wilayah indonesia. Mantra tersebut digunakan dan sekaligus mempunyai berbagaimacam fungsi, baik untuk keperluan kebaikan ataupun untuk kejahatan. Dibawah ini contoh mantara yang dipercaya membantu permpuan bersalin
Mantra Bagi Perempuan Yang Mau Bersalin
(dibacakan pada air putih kemudian di minumkan)
Aku membaca ajiku si belut putih
melancar lekas
galir gelugur
merojol-rojol atas iradat tuhan
senyampang terlenggang
terlenggang
terlenggang
terlenggang
terbuka terang
sekonyong-konyong
Pada mantra bunyi lebih dipentingkan daripada makananya. Mantra tidak membangun suatu makna yang utuh dan dapat dicerna, tetapi lebih mengutamakan pengulangan bunyi. Dewasa ini, bentuk mantra masih digunakan beberapa penyair dalam mengubah puisi.
Misal, sajak Sutarji Calzoum Bachri berikut ini:
Mantra
lima pucuk mawa
tujuh sayap merpati
sesayat langit perih
dicabik puncak gunung
sebelas duri sepi
dalam dupa rupa
tiga menyan luka
mengasapi duka
puah!
Kau jadi kau!
Kasihku
Sutarji tidak hanya mengekplorasi unsur-unsur bunyi, tetapi juga memanfaatkan sejumlah citraan yang berkaitan dengan upacara ritual seperti mawar, dupa dan kemenyan. Pada akhir sajak ini tersirat efek yang yang dihasilkan mantra, yaitu terjadinya suatu perubahan kau jadi kau! Jadi, kata dianggap memiliki kekuatan untuk mengubah atau menciptakan suatu kenyataan baru dalam sebuah mantra.
Diambil dari buku Pengantar Ringkas Teori Sastra
Penulis Nurhayati,M.Pd