--> Skip to main content

Konsep Kepemimpinan Publik

Kepemimpinan publik merupakan faktor yang mentukan keberhasilan pencapaian kinerja yang demokratis. Dengan pemimpin yang memiliki kemampuan komunikasi yang memahami kondisi sekelilingnya dan mampu berempati terhadap semua kelompok masyarakat, upaya untuk mencapai tujuan organisasi lebih memungkinkan untuk dicapai tanpa menghadapi penolakan dari berbagai entitas masyarakat.

Menurut Haiman, Kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi proses interaksi melalui pembicaraan ataupun prilaku orang lain. Adapun Rogers mengatakan bahwa "kepemimpinan adalah kemampuan bertindak dan berkomunikasi untuk mempengaruhi orang lain sesuai dengan jalan yang diinginkan untuk tujuan yang telah ditetapkan".



Berdasarkan dua pengertian tersebut, unsur-unsur penting dalam kepemimpinan adalah kemampuan berkomunikasi untuk mempengaruhi. Adapun publik adalah kelompok atau orang-orang yang berkomunikasi dengan suatu organisasi, baik secara internal maupun eksternal. Publik dalam pandangan Dewey (Wayne, Parson. 2005), diartikan sebagai unit sosial aktif, terdiri atas semua pihak yang terlibat yang mengenali problem bersam yang akan dicari solusinya secara bersama-sama.

Newson, Turk dan Kruckeberg (2000) menyebutkan bahwa publik, dari kajian public relation, merupakan kelompok yang terdiri atas orang-orang yang saling terikat, oleh ketertarikan dan kepedulian yang sama terhadap suatu dan memiliki konsekuensi bagi suatu perusahaan.



Menurut Dewey, "publik" dibentuk oleh pengenalan terhadap konsekuesi buruk yang ditimbulkan oleh kepentingan umum. Tanpa komunikasi, "publik" akan tetap seperti bayangan dan berbentuk.
"....publics are formed by recognition of evil consequence brought about a common interest. Whithout communication, however it will remain shadowy and formless....".



Dengan demikian, kepemimpinan publik merupakan salah satu penentu dalam keberhasilan pencapaian kinerja pemerintah/publik yang demokratis. Dengan adanya kemampuan komunikasi yang memahami kondisi sekelilng dan mampu berempati terhadap semua kelompok masyarakat, upaya untuk mencapai tujuan organisasi lebih memungkinkan untuk dicapai tanpa menghadapi penolakan dari berbagai entitas masyarakat.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar