Tahukah Anda Tarian Dolalak?
Teringat kejadian semalam, saya terbangun dari mimpi yang indah, karena mendengar ponsel saya berdering. Saya mengambil ponsel saya dan melihat ada notofikasi Whatsapp. Saya menerima pesan berupa video, dari Mantan Kepala Desa Kemiri Lor. Video tersebut adalah sebuah video Tarian Dolalak. Jadi di tulisan saya kali ini saya ingin membahas tentang Tarian Dolalak.
Tahukah Anda Tarian Dolalak?
Tari Dolalak merupakan tarian tradisional peninggalan pada jaman Belanda yang di mainkan oleh beberapa penari pria atau wanita dengan seragam prajurit. Tarian ini juga merupakan salah satu tarian tradisional khas Kabupaten Purworejo, Provinsi Jawa tengah. Nama dolalak diambil dari not “Do” dan “La” karena awalnya tarian ini hanya diiringi dengan alat musik dua nada.
Berdasarkan cerita yang beredar di masyarakat Purworejo, Tari Dolalak terinspirasi dari perilaku serdadu Belanda pada saat beristirahat di camp peristirahatan mereka. Pada saat beristirahat, para serdadu Belanda itu melakukan pesta dengan minum-minuman keras dan berdansa. Aktivitas tersebut lalu di tiru oleh orang pribumi dan terciptalah gerakan yang sederhana dan berulang-ulang. Lalu sekitar tahun 1940, Tari Dolalak di kembangkan sebagai misi keagamaan dan politik untuk memerangi pasukan Belanda.
Tarian ini awalnya hanya di pentaskan pada acara tertentu seperti syukuran, sunatan, dan hajatan. Tari Dolalak biasanya di pentaskan pada malam hari dan biasanya semalam suntuk untuk memeriahkan acara.
Seiring dengan perkembangan jaman, mulai banyak modifikasi dari Tari Dolalak ini agar lebih menarik dan agar telepas dari budaya Belanda yang masih merekat pada tarian ini untuk menciptakan ciri khas tersendiri. Pengembangan tersebut terlihat dari musik pengiring, lagu yang di bawakan, gerakan tari dan kostum yang digunakan. Dalam perkembangannya, Tari Dolalak mempunyai ragam sesuai dengan daerah asalnya, diantaranya seperti gaya kaligesingan, mlaranan, banyuuripan dan sejiwanan.
Seiring dengan perkembangan jaman, mulai banyak modifikasi dari Tari Dolalak ini agar lebih menarik dan agar telepas dari budaya Belanda yang masih merekat pada tarian ini untuk menciptakan ciri khas tersendiri. Pengembangan tersebut terlihat dari musik pengiring, lagu yang di bawakan, gerakan tari dan kostum yang digunakan. Dalam perkembangannya, Tari Dolalak mempunyai ragam sesuai dengan daerah asalnya, diantaranya seperti gaya kaligesingan, mlaranan, banyuuripan dan sejiwanan.
Pada pertunjukan Tari Dolalak awalnya hanya di iringi dengan 'acapela' saja. Namun seiring dengan perkembangannya, tarian ini juga di iringi dengan alat musik seperti kendang, terbangan, bedug, kecer, dan organ. Selain itu juga lagu yang di nyanyikan untuk mengiringi pertunjukan Tari Dolalak sangat beragam, diawali dengan lagu pembuka hingga lagu parikan atau pantun bahkan sampai lagu jenis pop, dangdut, dan campursari di kemas sesuai dengan gerakan para penari. Syair lagu yang di bawakan bertema tentang agama, sindiran sosial, kegembiraan, percintaan dan nasehat kehidupan.
Untuk kostum yang di gunakan dalam Tari Dolalak ini juga telah mengalami berbagai modifikasi. Celana pendek yang awalnya di atas lutut di modifikasi sampai bawah lutut. Selain itu juga ada modifikasi gaya muslim dengan menggunakan kerudung namun tetap menggunakan topi yang sama.
Seiring dengan perkembangannya, Tari Dolalak ini tidak lepas dari perhatian pemerintah kabupaten Purworejo dengan memperkenalkan Tari Dolalak ini di berbagai event yang ada. Selain itu tarian ini juga di jadikan mata pelajaran khusus bagi pendidikan dasar agar regenerasi yang ada tidak pernah melupakan Tari Dalalak ini.
Tari Dolalak tidak hanya terkenal di Purworejo dan Jawa tengah saja. Namun tarian ini juga sering mewarnai panggung pentas kesenian tingkat nasional. Tari Dolalak ini dapat kita temukan di berbagai acara seperti hajatan, pernikahan, dan syukuran di Purworejo, Jawa tengah.
Mungkin cukup sekian pembahasan saya tentang Tari Dolalak. Bagi Anda yang ingin menyaksikan Tari Ndolalak secara langsung bisa datang ke Purworejo.