Puisi 24 April 2014 karya Aji Priyo Utomo
Dan pada akhirnya nyanyian-nyanyian sumbang akan hilang dengan sendirinya terbawa angin darat menuju laut. Sedangkan impian kita akan tetap bersemi diantara gugusan bintang yang berpijar di langit. Biarlah orang selalu menebak dan bertanya-tanya tentang apa yang tidak diketahuinya dan memberi sebuah definisi sendiri tentang sebuah peryataan dibatas penemuan masing-masing .
Aku tak pernah mempermasalahkan penilaian orang yang setiap saat bisa memudar seiring bergantinya siang dan malam. Aku juga tak pernah menyalahkan dengan jalan kehidupan yang selalu berbeda-beda. karena setiap orang pasti akan memiliki Identitas yang melekat dalam dirinya. Pilihan itu harus ada, seberapun pahit dan manisnya.
Gelembung-gelembung sabun yang berterbangan begitu banyaknya diudara dengan begitu mudahnya hilang disapu angin. atau buih yang berlapis-lapis di lautan pun hanya dalam sekejap sudah hilang entah kemana , yang membekas pada hamparan pasir pun sudah tak memiliki warna indah lagi. dan aku tak mau jadi gelembung atau buih sekalipun.
Dan akhirnya saat kusadari bahwa sebagian hidupku sudah menjadi milik orang lain, kapan suaramu membersamai jendela Peristiwa di Bumi Indonesia.