--> Skip to main content

Kolonialisasi lama hanya merampas tanah, sedangkang kolonialisasi baru merampas seluruh kehidupan

Kita sekarang lahir dan hadir di dunia sebagai pemuda yang dimanjakan zamannya. Kita tidak mengalami masa perjuangan melawan penjajah kolonial Belanda dan Jepang. Mungkinkah kita bisa bisa membayangkan seandainya menjadi pemuda yang lahir di zaman tersebut?Apa yang seharusnya kita lakukan?


Kalau ditanya hal demikian, banyak pemuda yang akan mengatakan bahwa dirinya ikut berjuang dengan segala kemampuan dan kekuatan yang ada. Namun, mengapa semangat perjuangan itu tidak bisa kita lestarikan saat ini? Bukankah kemerdekaan tidak hanya lepas dari penjajah bangsa asing? Bukankah kemerdekaan dalam amanat para pejuang adalah kita bisa mandiri secara ekonomi, mempunyai nilai budaya yang menjadi karakter kita, dan kemerdekaan politik dengan memiliki suatu pemerintahan sendiri?

Kalau kita hubungkan dengan kondisi sekarang dimana banyak kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan, tidak berlebihan jika di katakan sekarang kita masih terjajah.

Kalau pemuda tempo dulu berhasil menciptakan sumpah pemuda 28 Oktober 1928 sebagai bentuk wadah perjuangan dan cita-cita tentang Indonesia merdeka, mengapa sekarang kita tidak? Walaupun toh kita hanya sebagai pemuda desa, kita juga punya hak untuk menciptakan sumpah pemuda desa di Indonesia di masa kini. Misalnya Anda ikrarkan sumpah pemuda desa Indonesia demikian.

"Kami pemuda-pemudi desa Indonesia bersumpah berbahasa satu
bahasa yang menghormati berbagai bahasa daerah
yang ada di indonesia tanpa melupakan bahasa Indonesia
sebagai bahasa nasionalnya
Kami pemuda-pemudi desa Indonesia bersumpah bertanah
air satu tanah air Indonesia, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya
untuk kemakmuran bersama dan di kelola secara adil
Kami pemuda-pemudi desa Indonesia bersumpah berbangsa satu
Indonesia tanpa kemiskinan, Indonesia tanpa kebodohan,
Indonesia tanpa ketertinggalan"

Itu sebagai bentuk penyemangat bagi pemuda desa bahwa kita sebagai pemuda desa pun punya hak dan bisa berbuat baiak dan berkarya bagi bangsa walaupun itu dimulai dari desa masing-masing. Akan tetapi kalau ini bisa terjadi, dimana pemuda-pemudi desa mau bergerak, mengubah dirinya untuk perbaikan dan kemudian sadar akan tugas sebagai motor perubahan di masyarakatnya, tentu pemuda-pemudi kota akan banyak belajar dari kita, dan kita akan bangga menyandang gelar sebagai pemuda-pemudi desa.

Inilah inti dari tulisan saya mengajak atau menjadikan pemuda desa Indonesia sebagai motor penggerak pembangunan di desanya. Harus disadari bahwa desa memiliki banyak kekayaan baik sumber daya alam maupun sumber daya manusia, yang memiliki kekuatan dahsyat jika di gali dan di berdayakan. Sayangnya, selama ini potensi dan kekuatan tersebut tenggelam oleh model pembangunan yang menerapkan strategi pembangunan dari atas kebawah (dari kota ke desa).

Berikut ini syair Iwan Fals bisa kita renungkan guna membantu kita memaknai desa saat ini. Diharapkan kita dapat mengubah desa kita menjadi makmur dan bukan sekedar tempat historis kelahiran.

Desa

Desa harus jadi kekuatan ekonomi
Agar warganya tak hijrah ke kota
Sepinya desa adalah modal utama
Untuk bekerja dan mengembangkan diri

Walau lahan sudah menjadi milik kota
Bukan berarti desa lemah tak berdaya
Desa adalah kekuatan sejati
Negara harus berpihak pada para petani

Entah bagaimana caranya
Desalah masa depan kita
Keyakinan ini datang begitu saja
Karena aku tak mau celaka

Desa adalah kenyataan
Kota adalah pertumbuhan
Desa dan kota tak terpisahkan
Tapi desa harus diutamakan

Di lumbung kita menabung
Datang paceklik kita tak bingung
Masa panen masa berpesta
Itulah harapan kita semuanya

Tapi tengkulak-tengkulak bergentayangan
Tapi lintah daratpun bergentayangan
Untuk apa punya pemerintah
Kalau hidup terus-terusan susah

Iwan Fals

Nah, sekarang yang bisa membalik pola pembangunan dan pemberdayaan masyarakat desa tersebut adalah pemuda. Bukankah yang menentukan nasib masa depan bangsa, negara, dan desa adalah pemuda saat ini?

Jadi perlu dibangun pola pemberdayaan dari bawah, dari masyarakat itu sendiri. Pihak yang terkena dampak kemiskinan, kebodohan, dan ketidakberdayaan seharusnya juga ikut urun rembug mengapa mengapa hal itu bisa terjadi.

Pemuda desa menjadi pemberdaya di masyarakat desanya. Untuk itu pemuda harus berdaya dahulu. Seperti halnya orang yang mau memberantas kemiskinan, pemberantasanya harus bisa memberantas kemiskinannya dulu.

Untuk itu pemuda desa harus belajar kemandirian, kreatifitasnya diasah, dan semangat perjuangan tak boleh padam. Semua itu harus di uji dengan cara masuk organisasi atau membuat organisasi.

Dalam membentuk dan mengembangkan organisasi harus dilandasi rasa kebersamaan. Galilah potensi nilai-nilai gotong royong untuk mengembangkan koperasi yang sesuai dengan karakteristik masyrakat di desa dan untuk menjaga nilai-nilai luhur dan solidaritas.

Dalam proses pemberdayaan dan pembangunan masyrakat desa, pemuda selain menggali potensi kekayaan dari berbagai aspek, juga harus memakai kemajuan teknologi. Misalnya kalau dahulu petugas kantor desa mengetik surat menggunakan mesin ketik manual, mulai sekarang harus memakai komputer/laptop.

Oraganisasi pemuda juga harus memakai alat-alat berbasis teknologi. Sebaiknya, perlu dipikirkan bagaimana membangun jaringan internet untuk memberikan akses informasi kepada masyrakat desa terutama para pemudanya sebagai penggerak perubahan dan pemberdaya masyarakat desa.

Semua itu penting dilakukan untuk memudahkan pekerjaan dan keefektifan kerja kita. Apalagi sekarang kita memasuki era globalisasi, dimana semua dituntut serba cepat, tepat, dan benar.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar