4 Aspek ketrampilan berbahsa
Pada dasarnya ketrampilan berbahasa tersebut tidak dapat di pisahkan, atau merupakan satu kesatua. Istilah lain merupakan "catur-tunggal". Setiap ketrampilan berkaitan dengan ketrampilan yang lain. Apabila kita lihat kenyataanya, ketrampilan menyimak dan ketrampilan berbicara sudah di mulai sebelum anak masuk sekolah atau bersekolah. Sedangkan ketrampilan membaca dan menulis akan dipelajari sesudah anak masuk sekolah.
Keempat kegiatan itu dinamakan empat aspek ketrampilan berbahasa. Dari proses komunikasi itu kita melihat adanya empat kegiatan yang berbeda, yaitu:
- Menyimak, merupakan proses perubahan bentuk bunyi menjadi wujud makna.
- Berbicara, merupakan proses perubahan bentuk pikiran angan-angan perasaan dan sebagainya menjadi wujud bunyi bahasa.
- Membaca, merupakan proses perubaan bentuk lambang tanda tulisan menjadi wujud makna.
- Menulis, merupakan proses perubahan bentuk pikiran / angan-angan dan sebagainya menjadi wujud lambang / tulisan.
Itulah aspek empat ketrampilan berbahasa, masing-masing berbeda di dalam proses. Sedangkan tunggalnya, karena keempat aspek itu tidak bisa dipisahkan satu sama lainya. Misalnya, kita akan menyimak apa seandainya tidak ada bunyi bahasa yang akan kita simak. Sebaliknya kita akan bicara dengan siapa seandainya jika tidak ada orang yang menyimaknya. Begitu dekatnya antara menyimak dengan berbicara. Demikian pula dengan membaca dan menulis. Kita mau membaca apa seandainya tidak ada tulisan yang akan kita baca, sebaliknya sewaktu kita menulis sudah dapat membayangkan dan rasanya berhadapan dengan orang yang akan membacanya. Begitu dekat antara membaca dan menulis.
Di samping itu antara menyimak dengan membaca mempunyai persamaan, yaitu persamaan hasil proses, berupa makna. Demikian pula antara berbicara dengan menulis mempunyai persamaan yaitu persamaan bahan yang akan di proses berupa pikirab atau perasaan. Itulah tunggalnya ke empat aspek ketrampilan berbahasa, sehingga keempat ketrampilan itu di katakan catur tunggal ketrampilan berbahasa.