Penelitian kuantitatif
A. Penelitian kuantitatif
Merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Merupakan salah satu jenis penelitian yang spesifikasinya adalah sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga pembuatan desain penelitiannya. Definisi lain menyebutkan penelitian kuantitatif adalah penelitian yang banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya. Demikian pula pada tahap kesimpulan penelitian akan lebih baik bila disertai dengan gambar, table, grafik, atau tampilan lainnya.
Menurut Sugiyono, metode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu. Teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan (Sugiono, 2009: 14).
Metode kuantitatif sering juga disebut metode tradisional, positivistik, scientific dan metode discovery. Metode kuantitatif dinamakan metode tradisional, karena metode ini sudah cukup lama digunakan sehingga sudah mentradisi sebagai metode untuk penelitian. Metode ini disebut sebagai metode positivistik karena berlandaskan pada filsafat positivisme. Metode ini disebut sebagai metode ilmiah (scientific) karena metode ini telah memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit, empiris, obyektif, terukur, rasional dan sistematis. Metode ini juga disebut metode discovery karena dengan metode ini dapat ditemukan dan dikembangkan berbagai iptek baru. Metode ini disebut metode kuantitatif karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis menggunakan statistik.
Penelitian kuantitatif merupakan studi yang diposisikan sebagai bebas nilai (value free). Dengan kata lain, penelitian kuantitatif sangat ketat menerapkan prinsip-prinsip objektivitas. Objektivitas itu diperoleh antara lain melalui penggunaan instrumen yang telãh diuji validitas dan reliabilitasnya. Peneliti yang melakukan studi kuantitatif mereduksi sedemikian rupa hal-hal yang dapat membuat bias, misalnya akibat masuknya persepsi dan nilai-nilai pribadi. Jika dalam penelaahan muncul adanya bias itu, penelitian kuantitatif akan jauh dari kaidah-kaidah teknik ilmiah yang sesungguhnya (Sudarwan Danim, 2002: 35).
Dalam hal pendekatan, penelitian kuantitatif lebih mementingkan adanya variabel-variabel sebagai objek penelitian dan variabel-variabel tersebut harus didefenisikan dalam bentuk operasionalisasi variabel masing-masing. Reliabilitas dan validitas merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi dalam menggunakan pendekatan ini karena kedua elemen tersebut akan menentukan kualitas hasil penelitian dan kemampuan replikasi serta generalisasi penggunaan model penelitian sejenis. Selanjutnya, penelitian kuantitatif memerlukan adanya hipotesa dan pengujian yang kemudian akan menentukan tahapan-tahapan berikutnya, seperti penentuan teknik analisa dan formula statistik yang akan digunakan. Juga, pendekatan ini lebih memberikan makna dalam hubungannya dengan penafsiran angka statistik bukan pada makna secara kebahasaan dan kulturalnya.
Dalam penelitian kuantitatif diyakini adanya sejumlah asumsi sebagai dasar dalam melihat fakta atau gejala. Asumsi-asumsi yang dimaksud adalah:
- Objek-objek tertentu mempunyai keserupaan satu sama lain, baik bentuk, struktur, sifat maupun dimensi lainnya.
- Suatu benda atau keadaan tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu tertentu.
- Suatu gejala bukan merupakan suatu kejadian yang bersifat kebetulan, melainkan merupakan akibat dari faktor-faktor yang mempengaruhinya (Jonathan Sarwono, 2011)
Sejalan dengan penjelasan diatas, secara epistemologi paradigma kuantitatif berpandangan bahwa sumber ilmu terdiri dari dua hal, yaitu pemikiran rasional dan empiris. Karena itu, ukuran kebenaran terletak pada koherensi (sesuai dengan teori-teori terdahulu) dan korespondensi (sesuai dengan kenyataan empiris). Kerangka pengembangan ilmu itu dimulai dengan proses perumusan hipotesis yang dideduksi dari teori, kemudian diuji kebenarannya melalui verifikasi untuk diproses lebih lanjut secara induktif menuju perumusan teori baru. Jadi, secara epistemologis pengembangan ilmu itu berputar mengikuti siklus, logico, hipotetico dan verifikatif.
Ada tiga hal mendasar yang harus diketahui dalam penelitian kuantitatif yaitu:
- Aksioma (Pandangan Dasar)
Aksioma meliputi realitas, hubungan peneliti dengan yang diteliti, hubungan variable, kemungkinan generalisasi dan peranan nilai - Karakteristik Penelitian
Penelitian kuantitatif memiliki beberapa karakteristik berikut:
- Desain
a. Spesifik, jelas, rinci
b. Ditentukan secara mantab sejak awal
c. Menjadi pegangan langkah demi langkah. - Tujuan
a. Menunjukkan hubungan antar variable
b. Menguji teori
c. Mencari generalisasi yang memiliki nilai prediktif - Tehnik Pengumpulan data
a. Kuesioner
b. Observasi dan wawancara terstruktur - Instrumen Penelitian
a. Tes, angket, wawancara terstruktur
b.Instrument yang telah terstandart - Data
a. Kuantitatif
b. Hasil pengukuran variable yang dioperasionalkan dengan menggunakan instrument - Sampel
a. Besar
b. Representatif
c. Sedapat mungkin random
d. Ditentukan sejak awal - Analisis
a. Setelah sèlesai pengumpulan
b. Deduktif
c. Menggunakan statistik - Hubungan dengan Responden
a. Dibuat berjarak, bahkan sering tanpa kontak supaya obyektif
b. Kedudukan peneliti lebih tinggi daripada responden
c. Jangka pendek sampai hipotesis dapat ditemukan. - Usulan Desain
a. Luas dan rinci
b. Literatur yang berhubungan dengan masalah dan variabel yang diteliti
c. Prosedur yang spesifik dan rinci langkah langkahnya
d. Masalah dirumuskan dengan spesifik dan jelas
e. Hipotesis dirumuskan dengan jelas
f. Ditulis secara rinci dan jelas sebelum terjun ke lapangan - Penelitian dianggap selesai
Setelah semua kegiatan yang direncanakan dapat diselesaikan - Kepercayaan terhadap hasil Penelitian
Pengujian validitas dan realiabilitas instrument (Sugiono, 2009: 23-24).
- Desain
- Proses PenelitianSeperti telah diketahui bahwa penelitian itu pada prinsipnya adalah untuk menjawab masalah. Masalah merupakan penyimpangan dari apa yang seharusnya dengan apa yang terjadi sesungguhnya. Penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan, teori dengan praktek, perencanaan dengan pelaksanaan dan sebagainya. Penelitian kuantitatif bertolak dari studi pendahuluan dari obyek yang diteliti (preliminary study) untuk mendapatkan hal yang betul-betul menjadi masalah. Selanjutnya supaya masalah dapat dijawab maka masalah tersebut dirumuskan secara spesifik dan pada umumnya dibuat dalam bentuk kalimat tanya.
Selain itu penemuan penelitian sebelumnya yang relevan juga dapat digunakan sebagai bahan untuk memberikan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian (hipotesis). Jadi kalau jawaban terhadap rumusan masalah yang baru didasarkan pada teori dan didukung oleh penelitian yang relevan tetapi belum ada pembuktian secara empiris (faktual) maka jawaban itu disebut hipotesis.
Untuk menguji hipotesis tersebut peneliti dapat rnemilih metode, strategi, pendekatan atau desain penelitian yang sesuai. Pertimbangan ideal untuk memilih metode itu adalah tingkat ketelitian data yang diharapkan dan konsistensi yang dikehendaki. Sedangkan yang menjadi pertimbangan praktis adalah tersedianya dana, waktu dan kemudahan-kemudahan yang lain.
Dalam penelitian kuantitatif, metode penelitian yang dapat digunakan adalah metode survey, ex post facto, eksperimen, evaluasi, action research dan policy research (selain metode naturalistik dan sejarah). Setelah metode penelitian yang sesuai dipilih, maka peneliti dapat menyusun instrumen penelitian. Instrumen ini digunakan sebagai alat pengumpul data yang dapat berbentuk test, angket/kuesioner untuk pedoman wawancara atau observasi. Sebelum instrumen digunakan untuk mengumpulkan data, maka instrumen penelitian harus terlebih dulu diuji validitas dan reliabilitasnya.
Pengumpulan data dilakukan pada obyek tertentu baik yang berbentuk populasi maupun sampel. Bila peneliti ingin membuat generalisasi terhadap temuannya, maka sampel yang diambil harus representatif (mewakili). Setelah data terkumpul, selanjutnya dianalisis untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis yang diajukan dengan teknik statistik tertentu. Berdasarkan analisis apakah hipotesis yang diajukan ditolak atau diterima, atau apakah penemuan itu sesuai dengan hipotesis yang diajukan atau tidak. Langkah terakhir dalam penelitian kuantitatif adalah rumusan kesimpulan yang merupakan jawaban terhadap rumusan masalah.
Berdasarkan proses penelitian kuantitatif di atas maka tampak bahwa proses penelitian kuantitatif bersifat linier, di mana langkah-langkahnya jelas, mulai dari rumusan masalah, berteori, berhipotesis, mengumpulkan data, analisis data dan membuat kesimpulan serta saran.
B. Penggunaan Metode Penelilitan Kuantitatif
Metode penelitian kuantitatif tepat digunakan:
Metode penelitian kuantitatif tepat digunakan:
- Jika masalah yang menjadi titik tolak penelitian sudah jelas. Masalah adalah kesenjangan antara harapana dan kenyataan (das sollen dan das sein), antara aturan dengan pelaksanaan, antara teori dengan praktek, antara rencana dengan pelaksanaan dan sebagainya. Dalam menyusun proposal penelitian, masalah ini harus ditunjukkan dengan data, baik data hasil penelitian sendiri maupun dokurnentasi. Misalnya akan meneliti untuk menemukan pola pemberantasan kemiskinan, maka data orang miskin sebagai rnasalah harus ditunjukkan.
- Jika peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Metode penelitian kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan infomasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.
- Jika ingin diketahui pengaruh perlakuan/treatment tertentu terhadap yang lain. Untuk kepentingan ini metode eksperimen paling cocok digunakan. Misalnya pengaruh jamu tertentu terhadap derajat kesehatan.
- Jika peneliti bermaksud menguji hipotesis penelitian. Hipotesis penelitian dapat berbentuk hipotesis deskriptif komparatif dan asosiatif.
- Jika peneliti ingin mendapatkan data yang akurat, berdasarkan fenomena yang empiris dan dapat diukur. Misalnya ingin mengetahui IQ anak-anak dan masyarakat tertentu, maka dilakukan pengukuran dengan test IQ.
- Jika ingin menguji terhadap adanya keragu-raguan tentang validitas pengetahuan, teori dan produk tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
- Ancok, Djamaluddin. (1989). Teknik Penyusunan Skala Pengukuran. Yogyakarta: PPK UGM.
- Arikunto, Suharsimi. (2006). Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
- Bachtiar, Wardi. (1997). Metodologi Penelitian Ilmu Dakwah. Jakarta: Logos.
- Bungin, Burhan. (2003). Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Raja Grafindo.
- Danim, Sudarwan. (2002). Menjadi Peneliti Kualitatif. Bandung: Pustaka Setia.
- Jonathan, Sarwono. Perbedaan Dasar antara Pendekatan Kualittif dan Kuantitatif.