--> Skip to main content

Diksi (pemilihan kata) dalam puisi

Penyair sangat cermat dalam memilih kata-kata. Sebab, kata-kata yang ditulis harus di pertimbangkan maknanya, komposisi bunyi dalam rima dan irama, kedudukan kata itu di tengah konteks kata lainnya, dan kedudukan kata dalam puisi itu. Oleh sebab itu, disamping memilih kata-kata yang tepat penyair juga memperhatikan urutan katanya dan kekuatan atau daya magis dari kata-kata tersebut. Kata-kata diberi makna baru dan yang tidak bermakna diberi makna menurut penyair.

Karena begitu penting kata-kata dalam puisi, maka bunyi kata juga harus di pertimbangkan secara cermat dalam pemilihannya.

Sebagai contoh dalam puisi "Aku", Chairil Anwar menulis salah satu baris berbunyi; kalau sampai waktuku/ ku mau tak seorang kan merayu. Kata-kata dalam baris puisi itu tidak boleh dibulak-balik menjadi; Kalau waktuku sampai/ku mau tak seorang merayu. Penggantian urutan kata dan penggantian kata akan merusak konstruksi puisi itu sehingga kehilangan daya magis yang ada dalam puisi.

Bagaimana kita bisa memilih kata yang tepat? Kita dapat memilih kata yang tepat jika kita mengetahui beberapa hal berikut ini.
1. Perbendaharaan kata
2. Urutan kata
3. Daya sugesti kata-kata

Jika mengetahui ketiga hal tersebut, saya yakin Anda akan mampu memilih kata-kata yang tepat untuk membuat sebuah puisi yang indah.

Sekian dan terima kasih.

Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar