Cerdas; Pemimpin harus manusia bukan binatang!
Sebenernya kriteria pemimpin sama persis dengan kriteria manusia biasa atau orang kebanyakan. Kalau bicara tentang pemimpin, sebaiknya jangan muluk-muluk. berpikir sederhana saja. misalnya; syarat menjadi suami. Pertama, harus manusia, kedua harus laki-laki, baru yang ke tiga, ke empat dan seterusnya.
Syarat suami harus manusia itu tidak banyak di perhatikan orang, padahal jelas banyak suami berlaku seperi ia bukan manusia. Bertindak hewaniah kepada istrinya, juga kepada orang lain.
Bukankah menjadi manusia itu sendiri saja sudah menjadi sedemikian sukarnya? Kenapa kita punya spontanitas untuk mentertawakan dan meremehkan bahwa syarat menjadi suami itu harus manusia?
Syarat menjadi pemimpin itu sederhana saja; harus manusia. Sebab ratusan juta rakyat dimuka bumi sengsara dalam berbagai era sejarahnya, gara-gara pemimpin negaranya berlaku tidak sebagai mana manusia, padahal semua orang sudah menyepakati bahwa ia manusia. Bukankah perilaku kebinatangan itu sebenarnya pristiwa jamak dan "rutin" dalam konstelasi perpolitikan dan kekuasaan? Juga persaingan ekonomi?
Saya akan berbangga hati jika yang punya kecenderungan kebinatangan hanya pelaku politik dan ekonomi, sedangkan kebudayaan tidak. Tapi ternyata tidak seauai dengan harapan saya, malah berbanding terbalik dengan harapan saya. Cultural animal juga bukan main bannyaknya termasuk di bidang kesenian, hiburan, informatika dll.
Jadi, berdasarkan berdasarkan pemaparan diatas dan secara terminologi yang sederhana dapat saya simpulkan, kriteria pemimpin sekurang-kurangnnya harus melingkupi tiga dimensi; kebersiahan hati, kecerdasan pikiran, serta keberanian mental.
Dengan ketiga kriteria tersebut saya yakin pemimpin akan menjadi manusia yang bertindak manusiawi bukan manusia yang bertindak hewaniah (binatang).