Lingua Franca
Apakah yang di maksud "lingua franca"?
Yang di maksud lingua franca adalah bahasa perhubungan yang digunakan untuk berinteraksi antara dua etnis atau lebih yang masing-masing memiliki bahasa sendiri-sendiri. Sebagai linguan franca bahasa melayu diperkiran telah digunakan diseluruh nusantra oleh para pelaut dan pedagang sejak maraknya perdangan rempah-rempah dari maluku.
Komoditas dagang ini, yaitu rempah-rempah secara estafet dibawa dari maluku oleh para pedagang ke India (Gujarat) dan selanjutnya keeropa melalui selat malaka. Kalau kapal mereka kematian angin di selat malaka, mereka akan berlabuh di salah satu tempat di pantai timur pulau Sumatra atau di pantai barat Semenanjung Malaka atau di pulau malaka. Disinilah mereka berkenalan dengan bahasa Melayu dan dari sini pula bahasa Melayu menyebar kemana-mana, ke Jawa, Kalimantan Selatan dan ke Maluku.
Sebagai bukti bahwa bahasa Melayu telah menjadi lingua franca pada permulaan abad ke-15 telah terbit daftar kata Cina - Melayu yang memuat lebih kurang 500 buah lema. Kemudian pada 1522 terbit daftar kata Italia-Melayu yang disusun Pigafetta, pakar bahasa yang ikut dalam pelayaran Magelhaens mengelilingi dunia (Gonda, 1938). Sedangkan kamus Melayu-Belanda yang pertama terbit tahun 1603 di Amsterdam disusun oleh Frederick de Houtmen (Chaer, 2010).
Selanjutnya bahasa melayu ini juga digunakan oleh pemerintah Hindia Belanda yang bercokol di Indonesia sejak abad ke-16 untuk melakukan interaksi dengan penduduk pribumi. Misalnya, kalau akan berkomunikasi dengan rakyat Aceh, maka digunakan bahasa Belanda, bahasa Aceh dan bahasa Melayu, kalau akan berhubungan dengan rakyat Jawa, maka digunakan bahasa Belanda, bahasa Jawa dan bahasa Melayu dan kalau akan berhubungan dengan rakyat Bali, maka akan digunakan bahasa Belanda, bahasa Bali dan Bahasa Melayu.
Pemerintah Hindia Belanda menjelang abad ke-20 menganggap bahwa bahasa Melayu itu penting dalam menjalankan adminitrasi negara jajahannya. Karena itu, bahasa Melayu, yang ejaannya telah disetandarkan oleh Ch.A. Van Ophuijsen pada 1901, dimasukan sebagai sebuah mata pelajaran di sekolah-sekolah formal.