Jadi penulis tak bisa hidup layak, katanya
Seseorang menekuni sebuah pekerjaan tentunya dengan berbagai macam alasan, ada yang karena gajinya besar, ada yang karena mencintai pekerjaan tersebut dan lain sebagainya. Begitu juga dengan saya, memilih profesi sebagai seorang penulis blogger. Bukan tanpa alasan saya memilih profesi ini, karena menurut saya menulis dapat menyalurkan semua perasaan saya ke media tulisan (blogger) dengan kata lain saya mencintai pekerjaan ini.
“Jika Kamu bukan anak Raja, Juga bukan anak Ulama Besar, maka menulislah.”
Menjadi penulis menurut saya syarat akan keuntungan, salah satunya karya kita akan tetap abadi sampai kapan pun.
“Semua penulis akan meninggal, hanya karyanyalah yang akan abadi sepanjang masa. Maka tulislah yang akan membahagiakan dirimu di akhirat nanti.” (Ali bin Abi Thalib)
Menjadi seorang penulis tidak jelas masa depannya, katanya
Tantangan menjadi seorang penulis itu banyak sekali, salah satunya orang tua. Menurut mereka menjadi penulis masa depanya tak jelas. Tidak seperti pegawai negeri sipil yang sudah memiliki jaminan di hari tuanya.
Ya, saya tidak bisa menyalahkan pendapat orang tua. Mereka juga berharap yang terbaik untuk anaknya, karena saya yakin tak ada orang tua yang menginginkan anaknya hidup susah. Menyikapi hal tersebut, tentunya hanya bisa mengarahkan pandangan mereka kepada profesi penulis tersebut.
Apakah mungkin jika suatu profesi ditekuni dengan sungguh-sungguh tidak menghasilkan apa-apa? Saya kira tidak ya. Jika suatu hal, apapun itu bila ditekuni dengan sungguh-sungguh saya yakin akan menghasilkan sesuatu.
Banyak hal yang dilakukan penulis untuk mendapatkan penghasilan. Sebagai contohnya, saya seorang penulis blogger (sebenarnya penulis pemula), saya bisa mendapat penghasilan dari Google AdSense, menjadi seorang influencer dan lain sebagainya. Bukan bermaksud menyombongkan diri kepada orang tua, hanya saya ingin mengubah persepsi mereka pada profesi seorang penulis yang memiliki masa depan dan tentunya dapat hidup dengan layak.
Menjadi penulis tidak punya penghasilan tetap, katanya
Ini yang selalu menjadi pertimbangan ketika seseorang yang berprofesi menjadi penulis mencari pasangan. Orang tua atau keluarga pasangan akan meragukan profesi kita. Mentantu idaman menurut para orang tua adalah orang yang berprofesi sebagai Dokter, Tentara, Polisi, PNS atau Pegawai lainya yang memiliki gaji tetap. Penulis tidak termasuk menjadi menantu idaman.
Penulis memang tidak akan mendapatkan gaji yang tetap jumlah nominalnya, namun penulis juga akan mendapatkan gaji tetap di setiap bulannya, sebagai contoh Google AdSense yang membagikan hasil kerjasama dalam penayangan iklan di blog (dengan kata lain menggaji) para penulis blogger di setiap bulannya. Para penulis blogger itu ibarat orang yang memelihara tuyul, kenapa saya katakan demikian? Karena kerjanya tidak kelihatan tapi hasilnya ada.
Menjadi penulis hanya bermodal pengalaman, katanya
Benar, untuk menjadi penulis kita tidak perlu muluk-muluk berpendidikan tinggi, hanya mermodalkan pengalaman saja cukup. Namun, untuk menjadi penulis yang baik, kita juga harus belajar (berpendidikan).
Kesimpulannya jangan takut tak bisa hidup layak, karena apapun pekerjaan kita, jika kita kerjakan dengan sungguh-sungguh akan membuahkan hasil. Perlu di ingat pula, menjadi penulis itu bukan pekerjaan yang hina dan menjadi penulis itu juga patut di perhitungkan. Jadi jangan pernah mider bagi kamu yang berprofesi sebagai penulis. Ini bukan katanya lagi.