Prisip Dasar Komunikasi Menurut Sailer
Sailer (1988) dalam Arni (2007) menyebutkan empat prinsip dasar dalam komunikasi, yaitu:
1. Komunikasi Adalah Suatu Proses
Komunikasi dianggap sebagai suatu proses karena komunikasi merupakan seni kehidupan yang terus-menerus, yang tidak mempunyai permulaan atau akhir dan berubah-ubah. Komunikasi bukanlah barang yang dapat ditangkap dengan tangan untuk diteliti. Menurut Sailer (1988), Komunikasi lebih merupakan cuaca yang terjadi dari bermacam-macam variabel yang kompleks dan terus berubah. Cuaca hangat, matahari bersinar, cuaca dingin, berawan dan lembap, misalnya, merefleksikan satu variasi saling berhubungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikatnya.
Komunikasi juga melibatkan variasi saling berhungan yang kompleks yang tidak pernah ada duplikatnya dalam cara yang persis sama, yaitu saling berhungan antar orang, lingkungan, ketrampilan, sikap, status, pengalaman dan perasaan, yang semuanya menentukan komunikasi yang terjadi pada waktu tertentu. Misalnya, terjadinya hubungan dengan seseorang akhir-akhir ini. Apakah kebetulan atau sengaja direncanakan. Tidak ada dua interaksi yang terjadi dalam dua cara persis yang sama atau tidak ada hubungan perantara terjadinya hubungan yang persis sama. Beberapa hubungan dapat berlangsung hangat dan adakalanya berlangsung dingin.
Secara sepintas, suatu komunikasi mungkin tidak berarti, tetapi apabila dipandang sebagai suatu proses, kepentingannya sangat besar. Misalnya, suatu komunikasi yang hanya terdiri atas satu perkataan akan dapat memperlihatkan suatu perubahan. Perubahan itu mungkin terjadi secara langsung atau tidak langsung, berarti atau tidak berarti. Contohnya; Seorang petugas pelayanan umum sedang medengarkan keluhan pelanggannya. Ketika pelanggannya mengucapkan kata yang salah, petugas yang sedang bekerja tersebut menghentikan pekerjaanya dan bertanya letak kesalahannya. Jadi, suatu komunikasi selain dapat berubah-ubah juga dapat menimbulkan perubahan.
2. Komunikasi Adalah Sistem
Pada prinsipnya komunikasi terdiri atas beberapa komponen yang mempunyai tugasnya masing-masing, yang saling berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan komunikasi. Misalnya, pengirim mempunyai peran untuk menentukan informasi atau makna yang akan dikomunikasikan. Setelah mengetahui makna atau informasi yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengn aturannya sehingga menjadi suatu pesan. Dengan demikian, komponen pesan berkaitan dengan komponen pengirim.
Apabila terjadi kesalahan dalam menyandikan arti yang akan dikirim, pesan yang akan diterimapun kurang tepat. Hal tersebut mempengaruhi komponen penerimaan dalam menginterprestasikan isi pesan sehingga memungkinkan penerimaan juga akan salah dalam menginterprestasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran, misalnya pesan disampaikan dengan lisan, glombang suara adalah sebagai saluran dan berkaitan dalam penerimaan dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya dalam meneri pesan tersebut. Dengan kata lain, jika ada ganguan pada suatu komponen, proses komunikasi secara keseluruhan akan terganggu.
3. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
Interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya, seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu. Kemudian temannya yang mendengarkan memberikan reaksi atau komentar. Hal tersebut berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain lempar bola, seseorang melempar bola, yang lain menagkap kemudian melemparkan kembali kepada pelempar pertama.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan prosesnya tidak teratur seperti itu. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dengan proses pengiriman pesan stimulan tidak terpisah seperti contoh tersebut. Dalam keadaan demikian, komunikasi bersifat transaksi. Ketika menyandikan pesan, kita juga menginterprestasikan pesan yang kita terima.
4. Komunikasi Secara Disengaja Atau Tidak Disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya, seorang pemimpin bermaksud mengadakan rapat dengan kepala bagiannya. Apabila pemimpin tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada kepala bagiannya. Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi yang disengaja. Akan tetapi, apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya, komunikasi tersebut dinamakan komunikasi tidak disengaja. Misalnya, seseorang memakai pakai agak terang, yang tidak mempunyai maksud untuk mengirim pesan tertentu tetapi kadang-kadang diterima secara tidak sengaja sebagai pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat warna pakaian yang dipakainya.
Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim pesan tertentu terhadap orang yang ditujunya, sekalipun itu belum merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena bergantung pada faktor orang lain yang juga ikut berpengaruh pada proses komunikasi. Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang yang yang dimaksudkan, tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya, pimpinan yang sengaja berbicara kepada anak buahnya, tetapi anak buah tersebut tidak mau mendengarnya.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja, tetapi diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya, dalam situasi rapat perusahaan yang hening, tiba-tiba seorang peserta rapat berdiri maju ke depan mengambil kertas dan merobeknya. Gerakan peserta rapat yang tidak sengaja itu diterima sebagai pesan peserta lainnya karena mereka memperhatikan sikap peserta rapat tersebut yang menimbulkan bermacam-macam iterprestasi bagi mereka.
2. Komunikasi Adalah Sistem
Pada prinsipnya komunikasi terdiri atas beberapa komponen yang mempunyai tugasnya masing-masing, yang saling berhubungan satu sama lain untuk menghasilkan komunikasi. Misalnya, pengirim mempunyai peran untuk menentukan informasi atau makna yang akan dikomunikasikan. Setelah mengetahui makna atau informasi yang akan dikirimkan, informasi tersebut perlu diubah dalam kode atau sandi-sandi tertentu sesuai dengn aturannya sehingga menjadi suatu pesan. Dengan demikian, komponen pesan berkaitan dengan komponen pengirim.
Apabila terjadi kesalahan dalam menyandikan arti yang akan dikirim, pesan yang akan diterimapun kurang tepat. Hal tersebut mempengaruhi komponen penerimaan dalam menginterprestasikan isi pesan sehingga memungkinkan penerimaan juga akan salah dalam menginterprestasikannya. Kaitan komponen pesan dengan saluran, misalnya pesan disampaikan dengan lisan, glombang suara adalah sebagai saluran dan berkaitan dalam penerimaan dalam mengikuti pesan yang harus menggunakan pendengarannya dalam meneri pesan tersebut. Dengan kata lain, jika ada ganguan pada suatu komponen, proses komunikasi secara keseluruhan akan terganggu.
3. Komunikasi Bersifat Interaksi dan Transaksi
Interaksi adalah saling bertukar komunikasi. Misalnya, seseorang berbicara kepada temannya mengenai sesuatu. Kemudian temannya yang mendengarkan memberikan reaksi atau komentar. Hal tersebut berlangsung secara teratur ibarat orang yang bermain lempar bola, seseorang melempar bola, yang lain menagkap kemudian melemparkan kembali kepada pelempar pertama.
Dalam kehidupan sehari-hari komunikasi yang kita lakukan prosesnya tidak teratur seperti itu. Banyak dalam percakapan tatap muka kita terlibat dengan proses pengiriman pesan stimulan tidak terpisah seperti contoh tersebut. Dalam keadaan demikian, komunikasi bersifat transaksi. Ketika menyandikan pesan, kita juga menginterprestasikan pesan yang kita terima.
4. Komunikasi Secara Disengaja Atau Tidak Disengaja
Komunikasi yang disengaja terjadi apabila pesan yang mempunyai maksud tertentu dikirimkan kepada penerima yang dimaksudkan. Misalnya, seorang pemimpin bermaksud mengadakan rapat dengan kepala bagiannya. Apabila pemimpin tersebut mengirimkan pesan yang berisi undangan rapat kepada kepala bagiannya. Komunikasi yang dilakukan merupakan komunikasi yang disengaja. Akan tetapi, apabila pesan yang tidak sengaja dikirimkan atau tidak dimaksudkan untuk orang tertentu untuk menerimanya, komunikasi tersebut dinamakan komunikasi tidak disengaja. Misalnya, seseorang memakai pakai agak terang, yang tidak mempunyai maksud untuk mengirim pesan tertentu tetapi kadang-kadang diterima secara tidak sengaja sebagai pesan oleh orang lain, karena tanpa disadari orang lain melihat warna pakaian yang dipakainya.
Komunikasi yang ideal terjadi apabila seseorang bermaksud mengirim pesan tertentu terhadap orang yang ditujunya, sekalipun itu belum merupakan jaminan bahwa pesan itu akan efektif, karena bergantung pada faktor orang lain yang juga ikut berpengaruh pada proses komunikasi. Kadang-kadang ada juga pesan yang sengaja dikirimkan kepada orang yang yang dimaksudkan, tetapi sengaja tidak diterima oleh orang itu. Misalnya, pimpinan yang sengaja berbicara kepada anak buahnya, tetapi anak buah tersebut tidak mau mendengarnya.
Ada juga situasi komunikasi yang tidak sengaja, tetapi diterima oleh orang lain dengan sengaja. Misalnya, dalam situasi rapat perusahaan yang hening, tiba-tiba seorang peserta rapat berdiri maju ke depan mengambil kertas dan merobeknya. Gerakan peserta rapat yang tidak sengaja itu diterima sebagai pesan peserta lainnya karena mereka memperhatikan sikap peserta rapat tersebut yang menimbulkan bermacam-macam iterprestasi bagi mereka.