--> Skip to main content

Ciri Pemimpin Indonesia

Selamat siang kawan, belakangan ini ramai di kabar berita baik media online maupun media cetak tentang pilkada. Oleh sebab itu, kali ini saya ingin membahas masalah pemimpin Indonesia.

Bicara masalah pemimpin di Indonesia, tidak terlepas dari masyarakat Indonesia yang dikenal sebagai salah satu masyarakat yang bisa menerima hirarki sebagai struktur sosial penting. Relasi antar individu dan kelompok sering kali mengacu pada aturan herarki ini. Misalnya saja dapat dilihat dari seringnya sapaan atau panggilan diberikan sebelum nama yang menunjukan statusnya.

Dalam masyarakat yang menempatkan hirarki sebagai sebuah struktur sosial utama seperti Indonesia, peran pimpinan sebagai pemberi arah dan penggerak menjadi sangat penting. Khazanah budaya indonesia memberikan rujukan tentang karakteristik pemimpin di Indonesia menganalogikan pimpinan sebagai figur ayah dalam keluarga. Analogi seperti ini sebenarnya banyak dijumpai di banyak budaya Asia, Namun dengan penekanan karakteristik ayah yang berbeda-beda untuk setiap budaya.

Pada pemimpin Indonesia, figur ayah ditandai dengan sikap pengertian, penerimaan dan mengayomi. Sebagai akibatnya, Pimpinan Indonesia diharapkan untuk menampilkan sikap-sikap penerimaan dan pemaaf terhadap semua bawahannya.

Seorang sosiologi jerman menyebutkan pola pemimpin Indonesia dalam konteks oraganisasi sebagai "Bapakisme", sebuah gaya kepemimpinan yang paternalistik, ditandai dengan dominasi pemimpin, namun halus dan tidak langsung (Brandt, 1997).

Gaya "Bapakisme" berbeda dengan gaya kepemimpinan otoriter, karena pendekatan "Bapakisme" hanya akan berjalan efektif jika ada penerimaan dari bawahan terhadap otoritas sang pemimpin. Oleh karena itu, pemimpin Indonesia biasanya mengupayakan beragam cara untuk membangun penerimaan dari bawahnya. Salah satu cara yang menonjol adalah dengan melakukan pengenalan personal kepada bawahanya dan memanfaatkan pengenalan ini kedalam sentuhan personal kepada bawahan.

Konsep kepemimpinan yang komperhensif dikemukakan oleh Bapak Pendidikan Indonesia, Ki Hajar Dewantara, yaitu ing ngarso sung tulodo, ing madya mangun karso, tut wuri handayani. Konsep yang kerap digunakan untuk menggambarkan peran pendidikan ini juga menampikan peran utuh dari seorang pemimpin yang diharapkan dalam konteks Indonesia.

Nah, jika dibandingkan dengan bangsa-bangsa lain, masyarakat Indonesia itu lebih menghargai pemimpin yang berkarisma dan berorientasi pada kelompok. Dibandingkan dengan negara lain, masyarakat Indonesia adalah masyarakat yang paling memilih empati personal sebagai aspek kunci pemimpin ideal. Dengan demikian, tampaknya masyarakat Indonesia condong kepada pemimpin yang berorientasi pada aspek manusia dari pada aspek tugas yang cenderung impresional.

Secara umum, pemimpin Indonesia dikenal sebagi pemimpin yang tindak tanduknya halus dan jarang sekali menerapkan sanksi keras. Itu secara umum, namun ada juga pemimpin di Indonesia yang sangat tegas menurut saya. Tidak usah saya sebutkan namanya, tentunya pembaca sudah tahu dan paham betul.

Demikianlah tulisan saya tentang ciri pemimpin di Indonesia. Apabila kita bandingkan rujukan khazanah budaya dan informasi yang diperoleh dari data lapangan, saya melihat bahwa ada konsistensi terhadap pentingnya unsur manusia dan relasi antar manusia dalam perilaku pemimpin Indonesia.

Dan tak lupa saya mengingatkan agar jangan salah memilih pemimpin.

Sekian dan Terima kasih
Comment Policy: Silahkan tuliskan komentar Anda yang sesuai dengan topik postingan halaman ini. Komentar yang berisi tautan tidak akan ditampilkan sebelum disetujui.
Buka Komentar