Pesan Whatsapp cuma di baca saja, positifin aja!
Sebernanya ini cerita pribadi, tapi tidak salahnya kalau saya ingin berbagi kepada teman-teman pembaca blog Mbak Syahdu Dot Com mengenai pengalan pribadi. Kejadianya sekitar 4 hari yang lalu, ketika itu saya sedang menerima tamu. Tamu tersebutmeminta saya membuatkan sebuah proposal pengajuan bantuan hewan ternak (kambing) 50 ekor untuk organisasi KUBE Rukun Tani.
Oke, kita lupakan si kambingnya. Yang saya ingin ceritakan disini, ketika tamu itu datang kebetulan pesan Whatsapp yang masuk ke ponselku sangat banyak, disini saya bingung mau balas yang mana dulu, soalnya kalau saya balas satu persatu itu pasti lama dan saya juga merasa tidak enak kalau harus asik main ponsel sedangkan di depan saya ada tamu, ya kebetulan tamu itu adalah salah seorang yang sangat memiliki pengaruh di daerah saya, mungkin tidak hanya di daerah saya juga di daerah yang lain. Kalau saya prioritaskan misal si 'a', pasti ketauan sedang aktif Whatsappnya oleh yang lain, oleh karena itu lebih baik saya diamkan saja ponsel saya.
Tak hanya itu saja, tiba-tiba si 'a' tersebut telpon, hanya saya angkat sebentar dan setelah itu saya matikan kembali. Setelah si tamu itu pulang saya membalas pesan Whatsapp satu persatu, ya kebanyakan pesan dari kerjaan si dan ada satu pesan dari seorang yang saya kagumi dan saya idamkan. Ketika saya membalah pesan tersebut ternyata 'cuma di baca saja'. Kenapa saya tahu cuma dibaca? Fitur Whatsaap yang canggih memungkinkan si pengirim pesan mengetahui apakah pesan tersebut telah masuk ataupun telah dibaca. Saya mencoba menghubungi namun tidak di jawab, saya pesan lagi tidak dibalas dan hanya di baca saja. akhirnya saya diamkan saja.
Yang namanya manusia biasa, saya juga merasa terabaikan kalau pesannya hanya dibaca saja, lha wong artikel saja di komen, masa ini pesan hanya di baca saja.
Disini saya mencoba berpikir positif , namun dalam hati mulai berandai-andai dengan kata 'mungkin'. Mungkin dia malas menanggapi pesan, mungkin dia gengsi membalas pesan, mungkin dia sedang sibuk sehingga hanya sempat membaca tanpa membalasnya, Mungkin signalnya jelek, mungkin dia kehabisan paket atau mungkin-mungkin yang lain, ahh entahlah. Yang jelas saya mencoba postif saja.
Begitulah kehidupan dengan segudang pernak-pernik yang menghiasinya. ini hanya sebuah pengalaman pribadi saja. Jika teman-teman pembaca Mbak Syahdu Dot Com pernah mengalami hal seperti itu, maka saran saya harus tetap berpikir positif, jangan dihadapi dengan perasaan galau dan overthinking. Karena jika teman-teman menghadapi dengan perasaan galau dan overthinking dapat berimbas kepada renggangnya hubungan dan bahkan mungkin sampai hal terburuknya yaitu pertengkaran.
Oh ya satu lagi, jangan seperti saya yang takut meng-chat si 'a'. Dengan bayang-bayang penuh, hanya di 'read' alias dibaca saja.
Tak hanya itu saja, tiba-tiba si 'a' tersebut telpon, hanya saya angkat sebentar dan setelah itu saya matikan kembali. Setelah si tamu itu pulang saya membalas pesan Whatsapp satu persatu, ya kebanyakan pesan dari kerjaan si dan ada satu pesan dari seorang yang saya kagumi dan saya idamkan. Ketika saya membalah pesan tersebut ternyata 'cuma di baca saja'. Kenapa saya tahu cuma dibaca? Fitur Whatsaap yang canggih memungkinkan si pengirim pesan mengetahui apakah pesan tersebut telah masuk ataupun telah dibaca. Saya mencoba menghubungi namun tidak di jawab, saya pesan lagi tidak dibalas dan hanya di baca saja. akhirnya saya diamkan saja.
Yang namanya manusia biasa, saya juga merasa terabaikan kalau pesannya hanya dibaca saja, lha wong artikel saja di komen, masa ini pesan hanya di baca saja.
Disini saya mencoba berpikir positif , namun dalam hati mulai berandai-andai dengan kata 'mungkin'. Mungkin dia malas menanggapi pesan, mungkin dia gengsi membalas pesan, mungkin dia sedang sibuk sehingga hanya sempat membaca tanpa membalasnya, Mungkin signalnya jelek, mungkin dia kehabisan paket atau mungkin-mungkin yang lain, ahh entahlah. Yang jelas saya mencoba postif saja.
Begitulah kehidupan dengan segudang pernak-pernik yang menghiasinya. ini hanya sebuah pengalaman pribadi saja. Jika teman-teman pembaca Mbak Syahdu Dot Com pernah mengalami hal seperti itu, maka saran saya harus tetap berpikir positif, jangan dihadapi dengan perasaan galau dan overthinking. Karena jika teman-teman menghadapi dengan perasaan galau dan overthinking dapat berimbas kepada renggangnya hubungan dan bahkan mungkin sampai hal terburuknya yaitu pertengkaran.
Oh ya satu lagi, jangan seperti saya yang takut meng-chat si 'a'. Dengan bayang-bayang penuh, hanya di 'read' alias dibaca saja.
Sekian dan terima kasih