Napak Tilas Program penyedian Air Bersih PAMSIMAS III Desa Watu Duwur Bruno Tahun Anggaran 2017
Lama sudah rasanya Program penyedian Air Bersih PAMSIMAS III Tahun Anggaran 2017. Dulu saya ingat betul ketika saya sering main dan melihat-lihat pemandangan di sekitar pembangunan sarana air bersih oleh PAMSIMAS III Kabupaten Purworejo, ada sebuah tebing tinggi diatas balai desa Watu Duwur yang membuat saya penasaran dan ingin sekali rasanya menginjakkan kakiku disana.
Bagai gayung besambut ketika itu saya mengontak Pemerintah Desa Watu Duwur untuk mencarikan orang yang bisa mengantarkan pergi kesana, kebetul pihak Pemerintah Desa bersama pengurus KKM Tirta Mulya akan melaksanakan pemeliharaan jaringan pipa, dengan demikian saya berkesempatan untuk berjalan-jalan menyusuri perbukitan yang terjal dan penuh dengan halang rintang.
Bagai gayung besambut ketika itu saya mengontak Pemerintah Desa Watu Duwur untuk mencarikan orang yang bisa mengantarkan pergi kesana, kebetul pihak Pemerintah Desa bersama pengurus KKM Tirta Mulya akan melaksanakan pemeliharaan jaringan pipa, dengan demikian saya berkesempatan untuk berjalan-jalan menyusuri perbukitan yang terjal dan penuh dengan halang rintang.
Perjalanan pertama kita disuguhi dengan jalan yang licin (tanah merah). Saya sendiri tak berani mengendarai kendaraan, alhamdulillah saya di bantu oleh Bang FM. Walaupun sudah dibantu tetap saja perjalanan tak semulus yang di rencanakan, saya harus jatuh masuk jurang sampai dua kali. Sampai kaki kiri saya memar.
Untuk sampai di sumber air kita harus berjalan kaki, karena jalannya sangat terjal dan berbahaya. Kenaraan di letakkan diatas dan kita harus berjalan kaki sekitar 500 M ke bawah.
Sampai di sumber mata air, kita di suguhi air yang sangat jenih, mirip air minum qua. Sangking jernihnya saya sendiri sampai meminumnya.
Pendakian sempat terhenti karena sang penunjuk arah lupa jalannya. Setelah sekian lama muter-muter akhirnya jalannya ketemu.
Sayangnya perjalan saya tidak sampai puncak gunung yang berada diatas balai desa, dikarenakan jembatan penyebrangannya hanyut, ada pohon tumbang dan waktu yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan pendakian. Sehingga kami terpaksa harus pulang. Kecewa jelas, namun seikit terobati karenna saya sudah mendapat beberapa pemanangan yang luar biasa seperti air terjun, goa dan yang paling penting jaringan pipa dapat di perbaiki sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih dapat memanfaatkannya, disitu ada kepuasan tersendiri.
Tapi, sebagai bolang yang ulung, entah suatu saat kapan, saya harus bisa menginjakan kaki saya diatas bukit tinggi diatas balai desa Watu Duwur itu.
Untuk sampai di sumber air kita harus berjalan kaki, karena jalannya sangat terjal dan berbahaya. Kenaraan di letakkan diatas dan kita harus berjalan kaki sekitar 500 M ke bawah.
Sampai di sumber mata air, kita di suguhi air yang sangat jenih, mirip air minum qua. Sangking jernihnya saya sendiri sampai meminumnya.
Pendakian sempat terhenti karena sang penunjuk arah lupa jalannya. Setelah sekian lama muter-muter akhirnya jalannya ketemu.
Sayangnya perjalan saya tidak sampai puncak gunung yang berada diatas balai desa, dikarenakan jembatan penyebrangannya hanyut, ada pohon tumbang dan waktu yang tidak memungkinkan lagi untuk melakukan pendakian. Sehingga kami terpaksa harus pulang. Kecewa jelas, namun seikit terobati karenna saya sudah mendapat beberapa pemanangan yang luar biasa seperti air terjun, goa dan yang paling penting jaringan pipa dapat di perbaiki sehingga masyarakat yang membutuhkan air bersih dapat memanfaatkannya, disitu ada kepuasan tersendiri.
Tapi, sebagai bolang yang ulung, entah suatu saat kapan, saya harus bisa menginjakan kaki saya diatas bukit tinggi diatas balai desa Watu Duwur itu.